Waqf Center for Indonesian Development & Studies

wave-down
By Tim Konten WaCIDS, Tanggal 2023-03-18

Wakaf mempunyai peran besar dalam membantu menghadapi masalah ekonomi akibat Covid-19. Gerakan Wakaf  Indonesia yang diinisiasi oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) mempunyai program bertujuan untuk meminimalisasi dampak Covid-19. Gerakan ini meliputi program Wakaf Peduli Indonesia (KALISA) dan Wakaf Membangun Negeri (AKBARI).

Terdapat enam dimensi yang terkandung dalam wakaf, yaitu keyakinan, ekonomi, sosial budaya, mindset, kekuatan serta hasil. Wakaf di Indonesia menunjukkan kebangkitannya, ditandai dengan empat hal penting: pertama, aspek wakif, tumbuhnya kesadaran secara kolektif untuk berwakaf dalam masyarakat. Kedua, aspek harta wakaf, semakin bervariasinya bentuk wakaf yang hadir untuk menggulirkan berbagai manfaat. Ketiga, aspek akad, meningkatnya aspek digital dalam perwakafan agar semakin mudah, efektif, akuntabel serta transparan. Keempat, aspek nazhir, sisi pengelolaan wakaf dengan profesional.

Salah satu program Gerakan Wakaf Indonesia, KALISA (Wakaf Peduli Indonesia) memiliki tujuan untuk menolong korban Covid-19 dari sisi kesehatan dan ekonomi. Program ini berbentuk wakaf uang dan telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp 9,799 Miliar. Terdapat tiga program dalam KALISA yaitu pertama “Lanjutkan Hidup Mereka,” dengan sasaran program adalah orang tua mahasiswa yang ekonominya terdampak pandemi. Kedua, “Ventilator RS Daerah,”  yaitu digunakan untuk membeli ventilator dan didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang terdapat di Indonesia. Ketiga, “Peduli Ulama,” merupakan program wakaf yang disalurkan kepada ulama/mubaligh yang tidak memiliki penghasilan tetap akibat pandemi. 

Selain KALISA, terdapat program AKBARI (Wakaf Membangun Negeri) yang ditujukan untuk membangun berbagai infrastruktur, sektor pendidikan, kesehatan, maupun sosial kemasyarakatan. Selain itu, terdapat instrumen lain sebagai upaya penanggulangan dampak sektor ekonomi yaitu Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).  CWLS merupakan terobosan inovatif dan cerdas dengan menggabungkan tiga sektor yang berbeda, yaitu sektor keuangan sosial syariah, sektor keuangan komersial, serta fiskal. CWLS pertama kali diterbitkan memiliki besaran nominal sebesar Rp50,849 juta.

BWI juga berinovasi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan melakukan standarisasi kegiatan operasional wakaf bagi nazhir dengan berprinsip pada Waqf Core Principle.  Aspek sasaran wakaf menunjukkan perubahan ke arah produktif, yaitu Rumah Sakit Achmad Wardi yang berfokus memberikan pelayanan kesehatan mata. Selain itu, BWI meluncurkan suatu indeks perwakafan untuk mengukur unjuk kerja dari perwakafan di Indonesia yang merupakan indeks perwakafan pertama di dunia. Indeks ini bernama Indeks Wakaf  Nasional (IWN). Lebih lanjut tentang wakaf, erat kaitannya dengan kondisi saat ini di mana lahan-lahan yang ada mayoritas belum produktif, sehingga pengelolaan wakaf di saat pandemi belum optimal jika dibandingkan dengan zakat (penyaluran bersifat langsung).

Proporsi dana sosial keuangan Islam yang disalurkan kepada orang yang membutuhkan bantuan karena pandemi lebih banyak berasal dari Zakat, Infaq dan Sedakah (ZIS). Padahal, wakaf memiliki manfaat serta urgensi yang tinggi dalam kondisi saat ini. Wakaf dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan permasalahan Covid-19. Cakupan wakaf tidaklah sempit hanya pada pembangunan rumah ibadah, tetapi lebih jauh dapat dimanfaatkan dalam  mengatasi berbagai permasalahan sosial serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh: Purwanto, Daryn Salsabila, Nabila Nurul Rizki, Sugih Handana Yusuf, dan  Risna Triandhari

Kutip artikel ini:

Purwanto et al. (18 Maret 2023). Wakaf sebagai Solusi Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia: https://wacids.or.id/2023/03/18/wakaf-sebagai-solusi-menghadapi-dampak-pandemi-covid-19-di-indonesia/

Referensi

Badan Wakaf INDONESIA Resmi LUNCURKAN IWN: BADAN Wakaf Indonesia. (2021, April 20). Retrieved May 23, 2021, from https://www.bwi.go.id/6507/2021/04/20/badan-wakaf-indonesia-resmi-luncurkan-iwn/

Prof. Mohammad Nuh (2021): Ada 4 Penanda Kebangkitan WAKAF Saat INI: BADAN Wakaf Indonesia., May 22). Retrieved May 23, 2021, from https://www.bwi.go.id/6925/2021/05/23/prof-mohammad-nuh-ada-4-penanda-kebangkitan-wakaf-saat-ini/

Categories: Opini

Tags: #KebaikanWakaf#WaCIDSWaCIDSwakafwakaf indonesiawakaf uang

Baca selengkapnya ...
By Tim Konten WaCIDS, Tanggal 2023-03-13

Wakaf dengan potensi yang dimilikinya terbukti dapat turut serta mengambil peran dalam mengatasi permasalahan krisis lingkungan yang sudah menjadi issue global saat ini dan menjadi tanggungjawab manusia sebagai penduduk bumi untuk menjaga planet ini. Begitulah demikian penyampaian Rahmawati Apriliani, S.E.Sy., M.Si selaku Direktur Riset WaCIDS dalam acara Green Waqf Talk. Hal ini didukung oleh penjelasan Ryan Faisal, S.Si selaku praktisi Waqf Development Manager Wakaf Salman yang mampu membuktikan aksi nyata wakaf dalam mendukung pelestarian lingkungan.

Dalam acara yang dilakukan pada hari Sabtu, 25 Februari 2023 secara daring tersebut, Rahmawati memaparkan secara jelas mengenai peran wakaf dalam mendukung pelestarian lingkungan di antaranya waqf for waste, watts, dan water seperti Bank Sampah, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Surya, wakaf air bersih hingga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Mengingat potensi wakaf yang sangat besar, didukung dengan jumlah muslim Indonesia yang terbesar di dunia, dan tingkat kedermawanan masyarakat yang tinggi, akan memudahkan penerapan wakaf dalam mendukung pelestarian lingkungan. Hal ini bisa dilakukan melalui skema wakaf uang, wakaf harta tidak bergerak, blended finance, dan wakaf linked sukuk. Selain itu, Rahmawati juga memberikan informasi mengenai aksi wakaf untuk lingkungan yang telah berjalan hingga saat ini, seperti Wakaf Bank Sampah, Wakaf PLTA, Hutan Wakaf Bogor, Wakaf Produktif UMKM atau Industri Halal, Solar Cell Masjid Istiqlal, dan Green Waqf Project.

Lebih lanjut, pemaparan Ryan Faisal melalui aksi nyata Wakaf Water Station yang dijalankan sejak tahun 2021 dengan kolaborasi antara Wakaf Salman dan Wakaf Inovasi Nusantara membuktikan bahwa dengan dana wakaf mampu menciptakan mesin filterisasi air siap minum dengan konsep reverse osmosis yang dapat digunakan oleh masjid dan menjaga kelestarian lingkungan. Mengingat bahwa, air minum yang disiapkan oleh masjid dalam kemasan memunculkan sampah plastik dan pengadaannya bersifat tidak rutin jika mengharapkan sumbangan dari jamaah. Cara kerja Water Station adalah dengan langsung mengambil air dari  sumur atau PDAM dilengkapi dengan alat penyaring virus, jamur, dan bakteri sehingga air layak minum dan lulus uji coba laboratorium. Setiap unit mesin air dapat menghemat hingga Rp 6.782.000/bulan, setara dengan 847 galon/bulan atau 26.821/botol. Sejak tahun 2021-2022 program berjalan, terdapat 5 titik masjid yang telah menggunakan Water Station ini dari target total 44 titik lokasi yang tersebar di Bandung dan Surabaya yang belum terealisasi dan bahkan masih terbuka titik lainnya untuk diimplementasikan.

Oleh: Zulkarnain dan Farokhah Muzayinatun Niswah

Kutip artikel ini:

Zulkarnain & Niswah, F.M. (13 Maret 2023). Wakaf sebagai Solusi terhadap Masalah Lingkungan Saat Ini: https://wacids.or.id/2023/03/13/wakaf-sebagai-solusi-terhadap-masalah-lingkungan-saat-ini/

Categories: Berita

Tags: #KebaikanWakaf#WaCIDSWaCIDSwakafwakaf indonesiawakaf uang

Baca selengkapnya ...
By Tim Konten WaCIDS, Tanggal 2023-03-04

Begitulah harapan Lisa Listiana dan Rahmi Edriyanti yang disampaikan dalam acara WaCIDS Research Dissemination ke-3 dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat secara umum dan membuka diskusi lebih luas antara tim riset dan peserta sehingga ide riset dapat dikembangkan. 

Dalam kegiatan yang dilakukan pada Hari Selasa, 23 Agustus 2022 secara daring tersebut, Lisa mengajak masyarakat untuk berkontribusi menebarkan kebaikan wakaf sesuai dengan keahlian dan kapasitas yang dimiliki. Rahmi juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan menjadi penggerak dan berkontribusi sebagai agent of change untuk mengembangankan wakaf di Indonesia. 

Rahmi Edriyanti selaku Tim Riset WaCIDS sekaligus Dosen STAI Al-Islahiyah Binjai memaparkan artikelnya tentang A Strategy of Nazhir Development in Indonesia: A Qualitative Study. Rahmi menjelaskan mayoritas nazhir di Sumatera Utara direkrut berdasarkan kekerabatan atau ajakan masyarakat, bukan berdasarkan kompetensi. Hal ini hendaknya menjadi perhatian bagi pemerintah sehingga nazhir dapat mengelola wakaf sesuai dengan keahliannya.

Pemaparan artikel dilanjutkan oleh Lisa Listiana, Direktur WaCIDS, tentang Sinergi Pengelolaan Dana Haji dan Aset Wakaf untuk Mendorong Tercapainya Kemaslahatan Umat. Lisa memaparkan potensi pengelolaan dana haji yang dapat disinergikan dengan aset wakaf sebagai model investasi baru di sektor riil. Sebagaimana diketahui, saat ini mayoritas dana haji diinvestasikan ke sektor keuangan. Untuk memulai inisiasi, diperlukan kolaborasi antara Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk merekomendasikan aset wakaf dan nazhir sebagai mitra, serta skema alokasi penjaminan dana investasi.

Lisa juga melakukan pemaparan artikel yang ditulisnya dengan Dian Masyita tentang Waqf: Its ASEAN Experiences and A Lesson to Learn terkait perbandingan ekosistem wakaf antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Lisa mengatakan bahwa Indonesia memiliki keleluasaan dalam pengelolaan wakaf dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Pengelolaan wakaf di Indonesia berada di bawah otoritas Kementerian Agama RI dan BWI. Wakaf dapat dikelola oleh nazhir pemerintah maupun nazhir swasta dengan izin BWI. Sedangkan pengelolaan wakaf di Malaysia dan Singapura masih dikendalikan penuh oleh pemerintah.

Oleh: Vela Fadhila Amijaya dan Farokhah Muzayinatun Niswah

Kutip artikel ini: 

Amijaya, V. F & Niswah, F. M. (4 Maret 2023). Masyarakat Harus Berkontribusi dalam Pengembangan Wakaf di Indonesia: https://wacids.or.id/2023/03/04/masyarakat-harus-berkontribusi-dalam-pengembangan-wakaf-di-indonesia/

Categories: Berita

Tags: #KebaikanWakaf#WaCIDSWaCIDSwakafwakaf indonesia

Baca selengkapnya ...
By Tim Konten WaCIDS, Tanggal 2023-02-26

Filantropi Islam dapat menjadi solusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dengan membangun kesejahteraan umat. CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk) menjadi salah satu bentuk inovasi filantropi Islam yang mempunyai potensi luar biasa dimana imbal hasilnya dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga dapat membantu pembangunan nasional berkelanjutan.

Pandemi tidak hanya memberikan dampak bagi kesehatan, namun juga perekonomian masyarakat. Hal ini disebabkan karena kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah sehingga kegiatan ekonomi tidak berjalan optimal. Pada akhirnya, pendapatan masyarakat pun ikut berkurang, sehingga terjadi penurunan pada tingkat konsumi masyarakat serta memicu terjadinya krisis ekonomi. Krisis ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang, namun juga negara-negara maju. Amerika Serikat mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 5% pada kuartal II tahun 2020. Sedangkan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar minus 5,32% pada kuartal II tahun 2020 (BPS, 2020).

Filantropi Islam menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara pasca pandemi. Adanya filantropi Islam seperti zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf mampu mencegah bertumpuknya harta hanya pada satu kelompok atau individu. Hal ini akan berdampak pada distribusi pendapatan lebih merata karena harta yang tersalurkan secara berkelanjutan. Penerapan filantropi Islam dapat dilakukan dengan pengumpulan dan penyaluran harta melalui media digital, crowdfunding, dan bentuk financial technology (fintek) lainnya. Harapannya, filantropi Islam tidak hanya dapat aktif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi, namun juga dapat mencegah masyarakat dari infeksi Covid karena dilakukan dengan tanpa bertatap muka.

Wakaf menjadi salah satu wujud filantropi Islam yang berkembang pesat pada masa pandemi, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti penyaluran dana wakaf untuk membangun fasilitas kesehatan maupun fasilitas pendukung UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Salah satu bentuk inovasi guna mempermudah masyarakat untuk berwakaf adalah Cash Waqf Linked Sukuk atau CWLS. CWLS merupakan suatu bentuk investasi sosial yang ada di Indonesia dimana wakaf uang akan dikumpulkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai nazhir, kemudian akan dikelola dan ditempatkan pada instrumen Sukuk Negara yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan (Badan Wakaf Indonesia, 2019). Pada tahun 2021, CWLS berhasil menarik sebanyak 91,03% wakif baru (Kementerian Keuangan, 2021). Total volume pemesanan pembelian pada CWLS seri SWR002 sebesar Rp24.141.000.000,- yang imbal hasilnya disalurkan untuk berbagai kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat (Bursa Efek Indonesia, 2021). 

Besarnya potensi yang dimiliki oleh CWLS ini merupakan bentuk solusi dari permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi maupun dengan kesehatan pada masa pandemi. Imbal hasil CWLS dapat disalurkan kepada dhuafa dan masyarakat yang membutuhkan serta dapat membantu pembangunan nasional yang dilakukan melalui sukuk negara (republika.co.id, 2020). 

Krisis ekonomi, peningkatkan pengangguran, dan penurunan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi sebagai bagian dari aktivitas ekonomi. Namun, hal tersebut dapat perlahan dicegah dan diantisipasi dengan menggunakan penanganan yang tepat dengan adanya filantropi Islam yang senantiasa mendukung tujuan pembangunan baik secara nasional maupun internasional (SDGs), seperti wakaf. Dengan didukung oleh berbagai pihak serta dengan partisipasi masyarakat yang menyeluruh, maka wakaf dapat menjadi pondasi yang luar biasa kuat dalam membangun kesejahteraan umat.

Oleh: Gina Destrianti Karmanto dan Yan Putra Timur

Kutip artikel ini:

Karmanto, G.D. & Timur, Y.P. (26 Februari 2023). Peran (Cash Waqf Linked Sukuk) CWLS dalam Membangun Kesejahteraan Umat: https://wacids.or.id/2023/02/26/peran-cash-waqf-linked-sukuk-cwls-dalam-membangun-kesejahteraan-umat/

Referensi 

Badan Wakaf Indonesia. (2019, Nov). Cash Waqf Linked Sukuk. Retrieved Juli 2021, from https://www.bwi.go.id/cash-waqf-linked-sukuk/

Badan Pusat Statistik (BPS). (2020, Agustus 05). Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32 Persen. Retrieved Desember 31, 2020, from bps.go.id: https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2020-turun-5-32-persen.html

Bursa Efek Indonesia. (2021, Juni). Mantap! Penjualan Wakaf Ritel SWR002 Tembus Rp24,14 Miliar. Retrieved Juli 2021, from Market News: idxchannel.com/market-news/mantap-penjualan-wakaf-ritel-swr002-tembus-rp2414-miliar

Kementerian Keuangan. (2021, Juni). Di Tengah Kondisi Pandemi CWLS Ritel Seri SWR002 Sukses Menarik 91,03% Wakif Baru. Retrieved Juli 2021, from djppr.kemenkeu.go.id/page/load/3158/di-tengah-kondisi-pandemi-cwls-ritel-seri-swr002-sukses-menarik-91-03-persen-wakif-baru

Ulya, F. N. (2020, Agustus 19). Kompas.com. Retrieved from https://money.kompas.com/read/2020/08/19/070000026/daftar-14-negara-yang-masuk-jurang-resesi-ekonomi?

Puspaningtyas, L. (2020, Maret 30). Republika. Retrieved from https://ekonomi.republika.co.id/berita//q80d9y457/cwls-bisa-percepat-pemulihan-ekonomi-pasca-covid-19

Categories: Artikel IlmiahOpini

Tags: #KebaikanWakaf #WaCIDS CWLS WaCIDS wakaf wakaf indonesia wakaf uang

  

Baca selengkapnya ...
By Tim Konten WaCIDS, Tanggal 2023-02-18

Penerapan wakaf uang pada commodity backed money merupakan bentuk transformasi, optimalisasi, dan perluasan manfaat wakaf uang agar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Wakaf sebagai sedekah abadi secara bahasa diartikan sebagai menahan (hold) dan diam (stand still). Umumnya, wakaf lebih dikenal dalam bentuk aset tetap berupa tanah dan bangunan. Sedangkan saat ini wakaf dikembangkan dalam bentuk uang (aset lancar) atau wakaf uang (cash waqf). Wakaf uang semakin populer karena sifatnya yang fleksibel dan nilainya relatif lebih kecil sampai mampu menarik lebih banyak wakif. Bentuk wakaf uang terus bertransformasi menjadi semakin beragam seperti, wakaf saham, wakaf korporasi, dan lainnya. Sehingga, harta wakaf jadi lebih bervariasi bentuknya selama nilainya tidak berkurang. 

Dari segi kemanfaatan, wakaf bangunan bermanfaat bagi lingkungan sekitar aset wakaf. Wakaf untuk pembangunan masjid, penerima manfaatnya (mauquf ‘alaih) adalah masyarakat di sekitarnya. Sedangkan wakaf uang memberi ruang kemanfaatan lebih besar. Misalnya, wakaf uang yang disalurkan pada instrumen investasi syariah seperti sukuk negara untuk pembangunan jalan. Sehingga, manfaatnya meluas sampai mampu memperlancar arus distribusi dan menstimulasi perkembangan perekonomian masyarakat. Jika manfaat wakaf aset fisik berskala desa, maka wakaf uang pada instrumen investasi syariah manfaatnya berskala kota bahkan provinsi.

Potensi memperluas manfaat wakaf uang masih terbuka, salah satunya melalui mata uang. Uang dibagi menjadi uang barang dan uang fiat. Uang barang adalah yang disusun dari suatu komoditas tertentu, berbeda dengan uang yang dijamin oleh barang, maka harus diikuti dengan penjaminan barang tertentu setiap satuan uang yang diterbitkan. Sedangkan uang fiat yang bisa berupa kertas atau logam, penerbitannya tidak diikuti oleh penjaminan barang tertentu. 

Rupiah, dollar, ringgit, yen, dan mata uang lainnya adalah uang fiat. Uang ini tidak memiliki jaminan dan biaya penerbitannya sangat murah sehingga jumlahnya sulit terkontrol. Hal ini akan berdampak pada jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi lebih banyak, kelangkaan komoditas, dan sangat mungkin menyebabkan inflasi (Arthur & Warren, 1997). 

Baik uang fiat maupun uang barang, keduanya berpotensi untuk memicu terjadinya inflasi (Sussman & Zeira, 2003). Penyebab inflasi bukan pada jenis uang, namun keseimbangan antara permintaan dan produksi (Saharuddin & Rama, 2017). Uang barang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran namun tidak praktis karena satuan-nya relatif besar. Sedangkan, dengan berkembangnya jenis komoditas serta sistem pembayaran, maka mata uang juga perlu memenuhi unsur kepraktisan. 

Unsur kepraktisan dimiliki uang yang dijamin oleh barang (commodity backed money) serta berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran (Yacoob & Ahmad, 2012). Dengan sifat wakaf uang yang fleksibel, maka dapat digunakan untuk membeli jaminan komoditas tertentu dan kemudian dipergunakan sebagai jaminan yang disimpan oleh otoritas moneter. Jika manfaat masjid dalam skala desa, infrastruktur sebesar skala kota, maka wakaf uang untuk commodity backed money, akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. 

Merujuk data dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf uang sebesar Rp180 triliun per tahun, sedangkan uang beredar sebesar Rp1.762,3 triliun (Haryono, 2021). Dalam 10 tahun cukup untuk membentuk commodity backed money asalkan potensi yang ada diserap secara optimal. Selain itu, kemungkinan ada penolakan terkait penerima manfaat wakaf dari kalangan non-muslim. Hal ini mungkin juga tidak langsung diterima oleh para ekonom karena akan mengurangi kemampuan otoritas moneter mengintervensi perekonomian serta rentan terhadap deflasi. Padahal ini bisa menjadi salah satu upaya untuk menciptakan kestabilan ekonomi jangka panjang.

Oleh: Yudi Saputra dan Rahmawati Apriliani

Kutip artikel ini: 

Saputra, Y. & Apriliani, R. (18 Februari 2023). Memperluas Manfaat Wakaf Uang Melalui Mata Uang: https://wacids.or.id/2023/02/18/memperluas-manfaat-wakaf-uang-melalui-mata-uang/

 

Referensi:

Arthur, J. Rolnick & Warren, E. Weber. (1997). Money, Inflation, and Output under Fiat and Commodity Standard. Journal of Political Economy, Vol 105 (6).

Badan Wakaf Indonesia (5 Februari, 2021), Menelisik Manfaat Potensi Wakaf Uang untuk Bantu Kaum Dhuafa https://www.bwi.go.id/5926/2021/02/05/menelisik-manfaat-potensi-wakaf-uang-untuk-bantu-kaum-dhuafa/

Haryono, Erwin (25 Maret 2021) Uang Beredar Tetap Tumbuh Tinggi Pada Februari 2021 (Siaran Pers) (PDF) https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_237721.aspx 

Saharuddin, D. & Rama, Ali. (2017). Currency System and Its Impact on Economic Stability. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi syariah, Vol 9 (2).

Susman, N. & Zeira, J. (2003). Commodity Money Inflation: Theory and Evidence from France in 1350–1436. Journal of Monetary Economics, Vol. 50 (8), 1769-1793.

Yacoob, S.E. & Ahmad, S. (2012). Prospects of Gold Dinar as a Currency: An Analysis Based on Monetary Theory. Journal Pengurusan, Vol. 36.

Categories: Artikel IlmiahOpini

Tags: #KebaikanWakaf #WaCIDS WaCIDS wakaf wakaf indonesia wakaf produktif wakaf uang

Baca selengkapnya ...