Published by wacids on August 28, 2022
Tim Penulis:
Supervisi oleh: Imam Wahyudi Indrawan
Reviu oleh: Prof. Raditya Sukmana, Lisa Listiana
ABSTRAK
Besarnya jumlah volume sampah yang dihasilkan oleh sekelompok masyarakat yang semakin bertambah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam bagi keberlanjutan lingkungan yang bersih dan sehat di masa mendatang. Perlu adanya inisiatif khusus untuk mengurangi volume sampah yang terus meningkat dengan cara penerapan circular economy, yang direalisasikan oleh sebagian masyarakat dengan membentuk bank sampah. Namun, bank sampah juga masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain keterbatasan dana, sumber daya manusia, hingga kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sehingga, daya sentuhnya juga perlu dimulai dari lingkungan yang menerapkan disiplin yang ketat seperti halnya dalam lingkungan pesantren. Tujuan penelitian ini berusaha untuk menganalisis potensi dan penerapan bank sampah di pesantren. Serta, memberikan rekomendasi kebijakan dan menampilkan model bisnis pengelolaan sampah berbasis wakaf di lingkungan pesantren. Hasilnya, pondok pesantren memiliki potensi yang positif dalam hal pengelolaan bank sampah.Pembentukan bank sampah sendiri memerlukan dana yang cukup besar, sehingga instrumen wakaf juga dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi kekurangan dana tersebut. Dalam skema model bisnis, bank sampah dapat memantu dalam peningkatan ekonomi pesantren dan kemajuan unit-unit bisnis pesantren. Dengan demikian, pembangunan bank sampah berbasis wakaf sudah seharusnya disokong, dikaji, dan terus dikembangkan agar pelestarian lingkungan yang senantiasa sehat dapat tercapai dengan yang diharapkan.
Rekomendasi Sitasi:
Apriliani, Rahmawati, dkk. (2022). Wakaf Pembangunan Bank Sampah di Pondok Pesantren. WaCIDS Research Bulletin No. 1. Jakarta, Waqf Center for Indonesian Development and Studies (WaCIDS)
WaCIDS Research Bulletin No. 1_Bank Sampah & Pondok Pesantren_IWIDownload
Categories: Research Bulletin
Penginovasian pengelolaan harta wakaf pada saat sekarang ini adalah sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Inovasi wakaf saham yang dibuat oleh Global Wakaf merupakan salah satu inovasi yang positif. Begitu juga dengan wakaf yang berbasis pesantren seperti yang dilakukan oleh MBT Sidogiri merupakan inovasi wakaf yang kontributif.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Raditya Sukmana, Guru Besar UNAIR dan Pembina WaCIDS pada welcoming speech pada kegiatan Nazhir Sharing Session yang diadakan oleh WaCIDS. Acara tersebut turut dihadiri oleh Bapak Sri Eddy Kuncoro dari Global Wakaf dan juga Ustadz Fahrudin dari Daarut Tauhiid.
Sri Eddy Kuncoro menyampaikan bahwa Global Wakaf terus memperkuat langkahnya dengan menyusun roadmap dari tahun 2022-2027 untuk penguatan pengelolaan wakaf. Namun beberapa isu pengelolaan wakaf di Indonesia seperti penguatan kelembagaan, desain program yang bisa mengakomodir kepentingan sosial, inisiasi lembaga keuangan wakaf, profesional nazhir, edukasi, transformasi digital dan literasi wakaf yang masih minim menjadi isu yang perlu mendapat perhatian. Dalam penghadapi isu tersebut, peran Global Wakaf terus dioptimalkan untuk kesejahteraan mauquf’alaih khususnya umat Islam (ekonomi) dan membangun kejayaan serta peradaban umat dengan ekonomi wakaf sebagai solusi menggantikan ekonomi dan peradaban berbasis kapitalisme liberal–ribawiyah (reformasi). Beliau juga menambahkan bahwa Global Wakaf telah dan sedang menjalankan beberapa program seperti lumbung air wakaf, lumbung ternak wakaf, sumur wakaf, galeri wakaf saham, Wakaf Modal Usaha Mikro (WMUM), pasar sedekah, dan wakaftunai.id.
Ustadz Fahrudin menyampaikan bahwa Wakaf Daruut Tauhiid berawal dari wakaf masjid. Hasil dari wakaf tersebut dikelola dalam berbagai kegiatan usaha. Banyaknya kajian yang dilakukan juga berperan terhadap bertambahnya harta wakaf yang dikelola oleh Daruut Tauhiid. Harta wakaf yang terlah terkumpul tersebut dikembangkan dalam bentuk swalayan seperti SMM DT. Selain itu dari harta wakaf tersebut juga dibentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT), DT Peduli, serta institusi pendidikan formal mulai dari TK sampai kepada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Berbagai perusahaan atau unit usaha juga telah lahir dari pengelolaan aset wakaf ini. Saat ini Wakaf DT memiliki 11 perusahaan bentukan dengan fokus yang berbeda-beda. Berbagai program dan layanan Wakaf DT dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan melayani para jamaah.
Pengelolaan wakaf oleh nazhir harus dilakukan secara optimal dan maksimal agar manfaat harta wakaf tersebut kepada mauquf’alaih benar-benar dapat tersalurkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wakaf yang berbasis pesantren juga memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan, mengingat pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan traditional yang mempunyai interaksi terdekat dengan masyarakat sekitar.
Oleh: Kiki Hardiansyah dan Iskandar Ibrahim
Kutip disini:
Hardiansyah, K. & Ibrahim, I. (27 Agustus 2022). Peran Nazhir dalam Pengembangan Wakaf yang Inovatif: https://wacids.or.id/2022/08/27/peran-nazhir-dalam-pengembangan-wakaf-yang-inovatif/
Categories: Berita
Tags: #KebaikanWakaf#wakafstrategisWaCIDSwakafwakaf indonesiawakaf produktifwakaf uang
Perlunya kolaborasi berbagai pihak untuk meningkatkan indeks literasi wakaf nasional di Indonesia.
Berbicara ekonomi syariah tentu bukan hanya berbicara lembaga keuangan. Ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang mendasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah tentu cakupannya sangat luas. Beberapa tahun terakhir, perhatian penggiat ekonomi syariah banyak tertuju pada wakaf yang dinilai sebagai instrumen orisional dan merupakan bentuk aktualisasi dari prinsip keadilan sosial ekonomi syariah. Meskipun demikian, berdasarkan laporan hasil survei yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI), indeks literasi wakaf nasional tahun 2020 masih tergolong rendah. Hal ini merupakan suatu ironi mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh otoritas terkait dan praktisi untuk mengkampanyekan wakaf. Pada tahun 2021, BWI banyak melakukan inovasi dalam pengembangan wakaf, terutama dalam hal peningkatan literasi wakaf di masyarakat. Selain memperkenalkan layanan pendaftaran nazhir secara digital, BWI juga memperkenalkan sebuah aplikasi untuk mempermudah masyarakat melakukan wakaf bernama Berkah Wakaf (https://berkahwakaf.id) dan membentuk Pusat Antar Universitas (PAU) sebagai wadah konsolidasi perguruan tinggi dan lembaga riset dalam menguatkan ekosistem wakaf. Berbagai lembaga wakaf juga memanfaatkan berbagai media sosial yang ada untuk turut mengkampanyekan wakaf. WaCIDS sebagai lembaga think-tank di bidang perwakafan juga mendorong melalui berbagai program dan riset terkait wakaf.
Program Studi (Prodi) Zakat dan Wakaf idealnya turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi wakaf. Namun secara internal, Prodi ini mengalami beberapa kendala, termasuk kompetensi dosen yang masih dominan pada kajian fikih dan kurikulum yang lebih condong pada kajian zakat. Di beberapa kampus, judul tugas akhir mahasiswa yang membahas wakaf masih relatif minim, jika dibandingkan topik lain. Melihat tantangan ke depan, kolaborasi menjadi solusi dalam meningkatkan literasi wakaf di Indonesia. Diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk melakukan edukasi dan sosialiasi terkait urgensi dan manfaat wakaf.
Oleh: Moh. Nurul Qomar dan Lisa Listiana
Kutip artikel ini:
Qomar, M & Listiana, L. (23 Agustus 2022). Perlunya Kolaborasi untuk Meningkatkan Literasi Wakaf: https://wacids.or.id/2022/08/23/perlunya-kolaborasi-untuk-meningkatkan-literasi-wakaf/
Categories: Artikel IlmiahOpini
Wakaf dapat berperan sebagai alternatif solusi permasalahan di sektor pertanian, seperti rendahnya permodalan untuk sektor pertanian dan alih fungsi lahan dari pertanian ke industri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian merupakan salah satu mata pencaharian di Indonesia dengan penyerapan jumlah tenaga kerja mencapai 29,96 per Februari 2022. Hal ini menunjukkan bahwasanya masih banyak penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani, terutama masyarakat pedesaan. Akan tetapi, realita di lapangan menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada umumnya masih termasuk dalam golongan menengah ke bawah. Beberapa permasalahan yang menjadi kendala di sektor pertanian di Indonesia adalah rendahnya permodalan untuk sektor pertanian, minimnya sumber daya manusia dari golongan tenaga kerja muda, alih fungsi lahan dari pertanian ke industri dan lain-lain. Oleh karenanya, diperlukan strategi dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam memperhatikan sektor pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.
Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab merosotnya sektor pertanian di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri saat ini banyak lahan-lahan pertanian yang diubah menjadi lahan perumahan dan/atau industri. Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan tingginya harga jual lahan. Hal ini mendorong pemilik lahan pertanian untuk memilih menjual lahannya daripada meneruskan usaha pertanian yang tidak terlalu menguntungkan. Padahal jika hal ini terus diabaikan, maka Indonesia akan terancam mengalami krisis pangan. Melihat permasalahan seperti itu, saat ini telah ada lembaga wakaf yang berupaya untuk mengembangkan sektor pertanian Indonesia dengan penggunaan dana wakaf.
Dalam upaya menyelamatkan lahan pertanian, lembaga wakaf dapat membeli lahan-lahan pertanian atau lahan-lahan kosong yang belum dikelola optimal untuk dijadikan lahan pertanian. Dana yang digunakan adalah dana wakaf yang dihimpun oleh lembaga wakaf tersebut dan berasal dari masyarakat. Lebih lanjut, lembaga wakaf mengelola lahan pertanian tersebut dengan memberdayakan petani yang tinggal di sekitarnya dengan skema bagi hasil. Dengan demikian, keuntungan yang dihasilkan dari usaha pertanian tersebut dapat dibagi untuk petani dan sebagian untuk kas lembaga wakaf yang akan digunakan untuk pengembangan usaha. Dampak positif dari pemberdayaan tersebut adalah terselamatkannya Indonesia dari ancaman krisis pangan serta meningkatnya peluang kesejahteraan petani sekitar.
Meski program wakaf untuk pertanian seperti ini masih jarang di Indonesia, hal ini sudah dilaksanakan di beberapa lembaga, salah satunya adalah Dompet Dhuafa. Salah satu program wakaf untuk pertanian yang dikelola oleh Dompet Dhuafa beralamat di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang Jawa Barat. Lahan seluas 10 hektar telah dimanfaatkan untuk menanam buah naga, jambu kristal, pepaya, nanas, pisang sampai peternakan kambing. Seluruh wilayah tanam dikelola oleh petani dan peternak lokal yang dibina langsung Dompet Dhuafa lewat program wakaf produktif. Terdapat tiga alasan utama yang mendorong pengembangan wakaf produktif di Dompet Dhuafa. Pertama, mendukung kemandirian sektor usaha, khususnya agribisnis. Kedua, mendukung penyerapan tenaga kerja. Ketiga, menyediakan sumber dana berkelanjutan untuk pemberdayaan kaum dhuafa.
Oleh: Annisa Nur Salam, Nining Islamiyah, dan Lisa Listiana
Kutip artikel ini: Salam, A.N., Islamiyah, N., & Listiana, N. (14 Agustus 2022). Peran Wakaf dalam Pengembangan Sektor Pertanian Indonesia: https://wacids.or.id/2022/07/24/peran-wakaf-dalam-pengembangan-sektor-pertanian-indonesia
Categories: Artikel Ilmiah
Tags: #KebaikanWaka f#WaCIDS WaCIDS wakaf wakaf indonesia wakaf pertanian wakaf uang
Indonesia Philantrophy Watch dapat menjadi sebuah gagasan baik untuk membangun ekosistem wakaf yang sehat dan juga dapat berperan sebagai aspirator dalam pengelolaan wakaf. Dengan demikian, masyarakat memiliki peran dalam pengawasan wakaf yang sifatnya complementary, public surveillance, serta check and balance.
Sebuah kutipan menarik yang disampaikan oleh Dr. Imam Teguh Saptono, wakil Ketua I Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI), dalam seminar bertajuk “Menggagas Indonesia Philantrophy Watch: Upaya Meningkatkan Tata Kelola Lembaga Filantropi di Indonesia” yang diselenggarankan secara hybrid di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al-Azhar dan platform Zoom Meeting pada Rabu, 27 Juli 2022. Acara juga dihadiri oleh Soleh Hidayat, S.E., M.E., Sy selaku Wakil Ketua Forum Wakaf Produktif dan dimoderatori oleh Dr. Lisa Listiana selaku direktur dan pendiri WaCIDS.
Dalam acara tersebut dibahas mengenai urgensi adanya Indonesia Philantropy Watch sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan tata kelola lembaga filantropi di Indonesia. Hal tersebut timbul seiring dengan pesatnya perkembangan lembaga filantropi Islam di Indonesia yang perlu menerapkan tata kelola lembaga yang baik. Meskipun saat ini telah diterapkan Zakat Core Principles (ZCP) dan Waqf Core Principles (WCP), namun kedua panduan tersebut hanya berkaitan dengan lembaga zakat dan wakaf sehingga pedoman mengenai tata kelola lembaga filantropi Islam secara umum sangat dibutuhkan guna membangun ekosistem yang sehat.
Bapak Hidayat menambahkan jika saat ini pengawasan masih dipegang oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan BWI. Namun masih terdapat kelemahan dari sisi regulasi, di mana masih banyak undang-undang yang bertabrakan sehingga perlu adanya pembenahan dan sinkronisasi. Selain itu kesulitan dalam memperoleh akses data yang lengkap dan detail mengenai wakaf juga masih dirasakan oleh banyak pihak. Oleh karena itu, ke depannya diperlukan database yang lengkap dan rinci. Perlu juga adanya keseimbangan antara regulator, publik, dan lembaga pengelola wakaf, serta penanaman mindset kepada para nazhir bahwa pengelolaan wakaf dan ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah) merupakan dua hal yang berbeda di mana dalam hal ini nazhir tidak mendapatkan hak namun mendapatkan imbal hasil sebesar 10%.
Terakhir, Bapak Hidayat menjelaskan jika pendirian Indonesia Philantrophy Watch akan lebih baik jika dispesifikan lagi menjadi Indonesia Islamic Philantrophy Watch karena dengan adanya pengawasan publik, maka dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi pengembangan nazhir dalam pengelolaan wakaf ke depannya.
Oleh: Rifqi Aqil Asyrof & Farokhah Muzayinatun Niswah
Kutip artikel ini:
Asyrof, R.A & Niswah, F.M. (9 Agustus 2022). Menggagas Indonesia Philantrophy Watch: Upaya Meningkatkan Tata Kelola Lembaga Filantropi di Indonesia: https://wacids.or.id/2022/08/09/menggagas-indonesia-philantrophy-watch-upaya-meningkatkan-tata-kelola-lembaga-filantropi-di-indonesia%ef%bf%bc/
Categories: Berita