Bisnis Sosial Berbasis Wakaf sebagai Solusi dalam Memberantas Masalah Sosial Secara Berkelanjutan

Oleh Tim Konten WaCIDS, Dibuat tanggal 2023-09-10

Wakaf bersifat multidimensi dan transenden dapat menjadi instrumen berkelanjutan dalam mendukung pengembangan bisnis sosial. Keberlanjutan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam filantropis Islam, terutama wakaf. Bisnis sosial berbasis wakaf dapat menjadi solusi tepat dalam memberantas masalah sosial yang ada di masyarakat.

Pahala seorang akan terus mengalir melalui amal jariyah bahkan ketika pemilik amal tersebut telah meninggal sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Muslim). Berdasarkan hadis ini, maka umat Islam didorong untuk bisa melakukan amalan yang bersifat produktif agar mendapatkan pahala yang berkelanjutan. 

Bisnis sosial bekerja layaknya perusahaan komersial pada umumnya yang membidik target pasar dan menawarkan barang atau jasa. Keuntungan yang didapatkan akan dialokasikan ulang untuk menutup biaya operasional selama bisnis berjalan agar misi sosialnya tercapai. Salah satu bisnis yang menggunakan prinsip ini adalah Grameen Bank. 

Grameen Bank didirikan oleh Muhammad Yunus dengan tujuan untuk membantu memberdayakan kaum wanita yang ada di Bangladesh. Berkat ide gemilangnya dalam mendirikan bisnis sosial ini, Muhamad Yunus berhasil mendapatkan penghargaan Nobel perdamaian dunia. Konsep bisnis sosial oleh Muhammad Yunus kemudian mulai dikenal dan diperbincangkan. Berbagai negara mempelajari dan mengadopsi konsep bisnis tersebut, termasuk Indonesia. Berikut adalah bentuk inovasi bisnis dari Grameen Bank yang menjadi perhatian banyak pengusaha di dunia. 

Gambar 1. Barang dan Jasa yang ditawarkan Grameen Bank untuk Masyarakat Miskin sesuai dengan Permasalahannya

Sumber: Villis, Strack, Yunus, & Bruysten, 2013

Berbagai inovasi bisnis yang dikembangkan oleh Garmeen Bank dilakukan dengan menyesuaikan permasalah yang terjadi di masyarakat. Sebagai contoh, Rumah sakit Grameen GC Eye Cara menawarkan jasa pengecekan mata dan operasi katarak dengan harga terjangkau bagi masyarakat di beberapa daerah miskin di Bangladesh; Grameen Danone Foods yang menyediakan makanan murah bagi masyarakat miskin di Bangladesh berupa yogurt untuk melawan malnutrisi bagi anak balita; dan masih banyak lagi inovasi yang ditawarkan oleh Grameen Bank (Gambar 1).

Wakaf memiliki potensi yang luar biasa di Indonesia, baik dalam bentuk uang maupun tanah. Oleh karena itu, bisnis sosial menjadi sebuah solusi untuk menjadikan wakaf menjadi produktif khususnya dalam bentuk wakaf tunai. Dengan memanfaatkannya sebagai modal usaha, keuntungan yang didapat dapat dimanfaatkan untuk menolong banyak orang. Model pembiayaan juga bisa digunakan untuk mengelola aktiva dan dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang. Keuntungan yang didapat juga dapat mendukung keberlanjutan bisnis sehingga dapat terus memberikan manfaat.

Referensi:

Villis, U., Strack, R., Yunus, M., & Bruysten, S. (2013, November 6). Diambil kembali dari BGC: https://www.bcg.com/publications/2013/corporate-social-responsibility-poverty-hunger-power-social-business

Oleh:

Raihan Ahmad Mustofa dan Farokhah Muzayinatun Niswah

Kutip artikel ini:

Mustofa, R.A & Niswah, F.M. (10 September 2023). Bisnis Sosial Berbasis Wakaf sebagai Solusi dalam Memberantas Masalah Sosial Secara Berkelanjutan: https://wacids.or.id/2023/09/10/bisnis-sosial-berbasis-wakaf-sebagai-solusi-dalam-memberantas-masalah-sosial-secara-berkelanjutan/

Categories: Opini

Tags: #KebaikanWakaf#WaCIDS#wakafstrategisbisnis sosialsocial businessWaCIDSwakafwakaf indonesiawakaf produktifwakaf uangwaqf business