Oleh wacids, Dibuat tanggal 2021-04-22
Jakarta, wacids.or.id – Berbagai inovasi di sektor perwakafan perlu diiringi dengan penyesuaian kurikulum di Program Studi Manajemen Zakat Wakaf (Prodi MaZaWa). Hal tersebut diperlukan agar kompetensi lulusan Prodi MaZaWa sesuai dengan kebutuhan di sektor perwakafan.
Masukan tersebut disampaikan Pendiri sekaligus Direktur WaCIDS, Lisa Listiana, pada saat menghadiri undangan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan Prodi MaZaWa IAIN Kudus Selasa, 20 April 2021. Menurut beliau, mengingat sentralnya peran pengajar sebagai pihak yang berinteraksi langsung dengan mahasiswa, pembaharuan kurikulum perlu diiringi dengan peningkatan kompetensi pengajar. Dengan kompetensi yang up to date diharapkan dosen dapat mentransfer ilmu yang bermanfaat dan sesuai dengan perkembangan di lapangan kepada para mahasiswanya.
“Karena wakaf adalah trust-based institution, para pengajar juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan bagi para mahasiswanya. Perlu ada mekanisme proses belajar mengajar yang dapat memupuk sifat amanah para mahasiswanya selama kurang lebih empat tahun masa kuliah jenjang sarjana”, tambahnya.
Masukan ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Prof Raditya Sukmana, Guru Besar Ekonomi Islam Universitas Airlangga, yang juga menekankan pentingnya peningkatan kemampuan dan kompetensi para dosen dengan mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan zakat dan wakaf. Dalam kesempatan tersebut, Prof Raditya Sukamana mengatakan bahwa Islamic social finance akan terus berkembang dalam beberapa waktu mendatang sehingga kampus perlu memperkenalkan berbagai praktik di lapangan dan bagaimana wakaf berhubungan dengan banyak hal seperti pertanian dan teknologi. Sehingga, selain fikih zakat dan wakaf, topik-topik lain terkait dengan perkembangan wakaf perlu diajarkan kepada mahasiswa. Merdeka belajar sangat bagus, tidak hanya bagi mahasiswa, namun juga untuk para dosen.
FGD Review Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Prodi MaZaWa ini diadakan untuk mereview kurikulum sesuai dengan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang saat ini mulai dilaksanakan sesuai dengan arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus untuk mendapatkan pandangan dan masukan dari berbagai stakeholders yang diundang. Membuka acara, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Kudus, Supriyadi dan Kaprodi MaZaWa, Qamar memaparkan kondisi kurikulum, mahasiswa dan hal-hal terkait dalam pembelajaran di FEBI terutama pada Prodi MaZaWa.
Acara yang dihadiri oleh Kaprodi MaZaWa se-Indonesia ini dilaksanakan secara daring dan menghadirkan Noven Suprayogi selaku pemateri. Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan tentang kurikulum, tujuan utama suatu Prodi didirikan hingga membahas tentang konsep dan inti dari Kurikulum KKNI, Outcome Based (OBE), dan Merdeka Belajar. Dalam materinya, Mantan Ketua Prodi Ekonomi Islam Universitas Airlangga tersebut juga menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan kurikulum adalah bagaimana merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang membumi dan realistis untuk dicapai. Evaluasi secara berkala, minimal setelah 4 tahun atau setelah adanya lulusan juga diperlukan sehingga nanti bisa dilakukan redesain kurikulum jika sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa depan.
Oleh: Gusrianti, S.Pd. M.S.Ak
Editor: Lisa Listiana, S.E. M.Ak, Ph.D (Cand)
Categories: Berita